Surat Yasin ayat 52 bunyinya :
قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ
Mereka berkata: Duhai celaka kami, siapa yang membangunkan dari tempat tidur kami. Ini adalah yang dijanjikan Yang Maha Rahmaan dan benarlah yang disampaikan para Rasul.
Manusia dibangkitkan dari kubur mereka, seakan-akan mereka dibangkitkan dari ‘tidur’nya. Jika ia adalah orang yang beriman, ada yang mendapatkan kenikmatan di alam barzakh, ruh mereka berkeliaran di taman-taman Surga. Seperti para syuhada’ yang meninggal berjihad di jalan Allah. Ada juga yang tidur dengan nyaman bagaikan tidurnya pengantin.
ثُمَّ يَأْمُرَانِ الأَرْضَ فَتَنْفَسحُ لَهُ سَبْعِينَ ذِرَاعًا فِي سَبْعِينَ ذِرَاعًا وَيُنَوَّرُ لَهُ فِي قَبْرِهِ وَيَقُولاَنِ لَهُ : نَمْ فَيَقُولُ : دَعُونِي أَرْجِعُ إِلَى أَهْلِي فَأُخْبِرُهُمْ فَيَقُولاَنِ لَهُ : نَمْ نَوْمَةَ الْعَرُوسِ الَّذِي لاَ يُوقِظُهُ إِلاَّ أَحَبُّ أَهْلِهِ إِلَيْهِ
Selanjutnya kedua malaikat tersebut memberikan perintah kepada bumi (tanah kubur) sehingga alam kubur tersebut menjadi bertambah lapang (bagi yang beriman). Diluaskan 70 hasta kali 70 hasta. Diterangi di kuburnya. Kemudian dikatakan kepada orang mukmin itu: tidurlah. Orang tersebut berkata: Biarkan aku kembali ke keluargaku untuk mengkhabarkan (keadaanku) kepada mereka. Kemudian kedua malaikat tersebut berkata: Tidurlah engkau ibarat tidurnya sepasang pengantin, yang pantang membangunkannya, kecuali anggota keluarga yang paling dicintainya
(H.R Abu Dawud atThoyalisiy, Musaddad, Abu Bakr bin Abi Syaibah, dinyatakan sanadnya shahih oleh al-Bushiry).
Bagaimana dengan orang-orang kafir, musyrik, munafik, kaum fasiq? Apakah di kubur mereka tidur nyenyak sehingga bisa istirahat? Bukankah mereka diadzab di kuburnya? Untuk orang kafir, musyrik, dan munafik, mereka akan terus diadzab di kuburnya hingga dibangkitkan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
فَلَا يَزَالُ فِيهَا مُعَذَّبًا حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ
Terus menerus mereka diadzab hingga Allah bangkitkan dari pembaringannya itu
(H.R Tirmidzi)
Tapi adzab kubur, dibandingkan adzab nanti setelahnya yang akan mereka dapatkan setelah hari kiamat, adalah jauh lebih ringan. Sehingga diibaratkan mereka di kuburnya ‘tidur’, untuk dibangunkan nanti mendapatkan adzab yang lebih dahsyat.
Seperti yang Allah ceritakan tentang pengikut Fir’aun yang diadzab dan ditampakkan kedudukan mereka di neraka nanti setiap hari dua kali di alam barzakh, dan mereka akan mendapatkan adzab yang lebih dahsyat nanti setelah datang hari kiamat :
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آَلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Neraka ditunjukkan kepada mereka pada pagi dan petang. Dan pada hari kiamat, masukkanlah pengikut Fir’aun pada adzab yang lebih dahsyat.
(Q.S Ghofir ayat 46)
Imam al-Baghowy menjelaskan bahwa orang-orang kafir itu mengakui bahwa masa dibangkitkan mereka dari kubur itu adalah benar-benar sesuai yang disampaikan para Rasul dan dijanjikan Allah. Mereka baru benar-benar mengakui kebenaran itu saat sudah tidak bermanfaat lagi pengakuan mereka.
Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah tidak akan pernah menyelisihi janjinya. Jika ada seseorang yang berjanji lalu dia tak dapat memenuhinya, maka boleh jadi disebabkan dua faktor yaitu karena dia berdusta atau karena kelemahan dia (ingin berusaha menepati, tapi apa daya tak kuasa). Dua hal ini (dusta dan kelemahan) tidak ada pada Allah.
Tidak ada yang lebih jujur dari ucapan Allah dan tidak ada yang lebih kuat dari Allah. Jika Allah menghendaki sesuatu tiada satu pihakpun yang bisa menghalangi. Ayat 52 dari Surat Yasin juga menunjukkan bahwa para Rasul sudah sangat terpercaya dalam menyampaikan risalahnya. Mereka jujur dalam mengkhabarkan wahyu dari Allah.
Dalam Kitab Tafsir Al Baghowy, Ubay bin Ka'b, Ibnu Abbas dan Qotadah berkata : mereka berkata seperti itu karena Allah ta'ala mengangkat siksaan dari mereka yang berada diantara dua tiupan, ketika mereka dibangkitkan setelah tiupan akhir maka menjadi nyatalah kiamat dan mereka memanggil-manggil dengan kecelakaan.
Ulama' ahlul ma'ani berkata bahwa sesungguhnya oramg kafir ketika telah nyata neraka jahannam dan bermacam-macam siksaannya maka jadilah siksa kubur jika dibandingkan dengan siksa jahannam bagaikan tidur, kemudian mereka berkata : " Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?"kemudian mereka berkata : " Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya)."
Dikatakan bahwa malaikat berkata kepada mereka :" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya). "
Di dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir, itu adalah tiupan ketiga, yaitu tiupan kebangkitan dari kubur, oleh karenanya Allah berfirman "maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera keluar dari dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka "
(Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?") yaitu dari kubur mereka yg mereka yakini ketika di dunia bahwa mereka tidak dibangkitkan, ketika telah menjadi nyata apa yg mereka dustakan ketika di mahsyar mereka berkata "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?"
Ayat ini tidak menafikan adanya siksa kubur bagi mereka karena jika dibandingkan dengan dashyatnya adzab neraka betulan, adzab kubur itu jauh masih lebih ringan sehingga hanya seperti orang lagi tidur saja.
Namun ada segolongan kaum yang tidak meyakini adanya azab kubur, alasannya didalam Al Qur’an terdapat dalil yang menunjukkan tidak adanya azab kubur. Dalil yang mereka gunakan adalah surat Yasin ayat yang sama.
Yang harus diperhatikan adalah perkataan "mim marqodinaa". Maka disini mereka dibangkitkan dari kubur setelah sebelumnya mereka tidur yang berarti mereka tidak disiksa di dalam kubur. Seandainya disiksa di dalam kubur, tentu dalam ayat ini tidak diungkapkan dalam bentuk tidur.
Saya tidak ingin menuliskan tentang dalil-dalil adanya siksa kubur baik dari ayat Al Quran maupun sunah Nabi, karena semua itu sudah tersebar di ribuan kitab ulama kita, sehingga tinggal merujuknya ke sana. Tapi Saya ingin fokus memperdalam penafsiran firman-Nya, lafadz mim marqodinaa dari para imam tafsir kita yang kredibel.
Opini tentang ada tidaknya azab kubur berdasarkan ayat 52 dari Surat Yasin diatas, sudah disinyalir oleh Imam Abu Manshuur Al-Maaturiidiy, dimana aliran Maturidiyyah dinisbatkan kepadanya.
Beliau hidup pada abad ke-4 hijriyyah, karena wafatnya pada tahun 333 H. Dalam kitab tafsirnya yang bernama “Ta’wilaat Ahlus Sunnah”, beliau berkata tentang sekelompok orang yang menolak adanya azab kubur berdalilkan surat Yasin ayat 52 diatas.
Mereka mengatakan al-marqod adalah tempat untuk beristirahat, maka Ar-Rooqid adalah orang yang istirahat. Jika mereka mendapatkan siksa atau sedang disiksa, maka tentu saja mereka bukan berada dalam kondisi istirahat. Maka hal ini menunjukkan tidak adanya azab kubur.
Agar lebih memperdalam dari makna marqodinaa, maka berikut ini Saya nukilkan sebagian pendapat para imam ahli tafsir terkait hal tersebut. Sependek pencarian kami dari belasan kitab tafsir berikut yang bisa kami saripatikan makna kalimat tersebut menjadi 4 pendapat.
Marqodinaa maknanya adalah kubur kami, ini disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya. Kemudian ulama Saudi Arabia yang tergabung dalam Lajnah Daimah pun menafsirkan kalimat marqodinaa sebagai kubur-kubur mereka yang mana mereka tinggal didalamnya.
Jadi dengan penafsiran seperti ini, seolah-olah orang yang celaka tadi berkata, “siapakah yang membangkitkan kami dari kubur-kubur kami?”. Artinya tidak ternafikan padanya dia mendapatkan azab kubur sebelum dibangkitkan.
Yang dimaksud adalah mereka tidur pada waktu antara tiupan Sangkakala oleh malaikat Isrofil yang menandakan bahwa kiamat besar telah terjadi dengan tiupan kedua yang membuat seluruh penghuni kubur dibangkitkan dari kuburnya.
Dalam sebuah riwayat, bahwa yang diartikan dengan bunyi sangkakala dalam ayat ini, adalah suara malaikat Israfil yang sangat keras yang menyerukan: "Wahai tulang belulang yang telah hancur lebur, Allah memerintahkan kamu semua supaya kamu berkumpul kembali seperti semula untuk menerima keputusan yang adil".
Imam Ath-Thabari dalam kitab tafsir Jaami’ul Bayaan fii Ta’wiil Al-Qur’an, berpendapat tentang kalimat diatas artinya adalah tidur pada waktu antara 2 tiupan. Waktu antara 2 tiupan (tiupan hari kiamat dan tiupan hari berbangkit) sekitar 40 tahun sebagaimana dalam riwayat Ibnu Abbas Rodhiyallahu ‘anhu. Ada juga yang mengatakan lebih dari 40 tahun. Pada waktu tersebut dihilangkanlah azab (kubur) terhadap orang kafir, maka ketika dibangkitkan seolah-olah mereka baru bangun dari tidur.
Imam Ats-Tsa’labiy dalam kitab tafsir “Al-Kasyaf wa Al-Bayan ‘an Tafsiir Al-Qur’an” menyebutkan pendapat yang ketiga yaitu sesungguhnya orang-orang kafir ketika mereka mengetahui tempatnya di neraka jahanam dan tipe azab yang nanti mereka akan dapatkan, maka mereka menganggap azab yang diterima selama ini di kubur mereka dibandingkan apa yang akan mereka dapatkan di neraka jahanam, seperti orang tidur karena jauh lebih ringan dibandingkan azab di neraka Jahanam.
Imam Abu Manshuur Al-Matuuridy, mempunyai atau menukil pendapat lainnya, dimana beliau berkata bahwa bisa juga maknanya seperti jiwa yang tidur (terlepas dari badan) sebagaimana kondisi ketika meninggal dunia.
Maka jiwa tersebut bisa merasakan kesakitan, sebagaimana yang dirasakan oleh jiwa ketika tidur berupa kesakitan karena siksaan yang menimpanya dan juga kenikmatan ketika mendapatkan kelezatan. Engkau dapat melihat kondisi orang yang tidur pada saat terjadi mimpi atau setelahnya.
Berdasarkan hal ini mereka orang-orang kafir akan diazab sebagaimana yang kami sebutkan, maka ketika mereka dibangkitkan akan berkata, “duhai celakalah kami, siapakah yang membangkitkan kami dari (mimpi) tidur kami”. Al-Marqod adalah tempat ia tidur padanya”.
Dari keterangan para ahli tafsir yang dapat kami kumpulkan berupa 4 penafsiran diatas, sangat jelas bahwa ayat 52 surat Yasin tidak ada dalil padanya untuk menafikan azab kubur, dan dikhawatirkan orang-orang yang masih bersikeras menggunakan ayat tersebut sebagai dalil untuk menolak adanya azab kubur, bisa jatuh dalam kesesatan yang dia tidak punya sandaran dari Aimah kaum Muslimin yang telah diridhoi petunjuknya.
Judul artikel yang banyak dibaca :
- Surat al Qiyamah ayat 27
- Isi kandungan Surat Yasin ayat 51-52
- Surat an Nahl ayat 32
- Surah Muthaffifin ayat 14
- Al Qiyamah 27
- Yasin ayat 53
- An Nahl ayat 32 dan artinya
- As Sajdah ayat 11
BACA JUGA : 4 Rekomendasi Buku Yasin