Surat Yasin Ayat 38


Bunyi dari surat Yasin ayat 38 adalah :

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

 “dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”
(Q.S Surat Yasin 38)

Tafsir Surat Yasin Ayat 38

Kata yang penting dalam ayat ini adalah tajri dan mustaqar. Tajri berarti berlari dan mustaqar berarti tempat tujuan, halte atau tempat menetap. Di dalam Kitab Al Asas fil Tafsir, Syeikh Said Hawa menafsirkan ayat ini dengan mengatakan, "matahari bergerak menuju ke tempat tinggal baginya."

Jika ayat sebelumnya menyatakan matahari 'berenang atau bergerak dalam bulatannya', maka ayat ini menyatakan matahari 'berlari menuju ke tempat perhentiannya'. Ayat sebelumnya membicarakan mengenai rotasi di atas sumbu sedangkan ayat ini membicarakan tentang rotasi (orbit) yang berbeda.

Temuan ilmuwan bahwa matahari, di samping bergerak pada porosnya yang memakan waktu 25 hari untuk menyelesaikan satu putaran, mereka juga bergerak mengelilingi galaksinya yang bernama Bimasakti.

Para ilmuwan menegaskan matahari bergerak mengelilingi bagian tengah galaksi ini dengan kecepatan 220 km/detik. Ini berarti dibutuhkan lebih kurang 225 juta tahun untuk menyelesaikan satu putaran mengelilingi bagian inti galaksi ini.

Di dalam Surat Yasin ayat 38 ini, menjelaskan tentang semua objek yang ada di langit, termasuk planet bumi, selain berotasi pada sumbunya, juga beredar mengelilingi pusat galaksinya menurut ketetapan Allah seperti yang terjadi pada matahari.


Tafsir ayat ini juga telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Dzar radhiyallohu ‘anhu :

يا أبا ذر أتدري ما مستقرها ؟ فقال أبو ذر : الله ورسوله أعلم . قال صلى الله عليه وسلم : مستقرها أنها تسجد تحت عرش ربها عز وجل ذاهبة وآيبة بأمره سبحانه وتعالى

 “Wahai Abu Dzar, tahukah engkau apa yang dimaksud tempat peredarannya? Abu Dzar menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, : Tempat peredarannya yaitu bahwasanya matahari bersujud di bawah ‘Arsy Rabbnya ‘Azza wa Jalla, pergi dan kembali dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala."
(Shahih Bukhari : 4525, Shahih Muslim : 159, Sunan Tirmidzi : 3227, Sunan Abu Dawud : 4002, Musnad Ahmad : 5/152)

حَدَّثَنَا عَيَّاشُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَوْلِهِ { وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا } قَالَ مُسْتَقَرُّهَا تَحْتَ الْعَرْشِ

Telah menceritakan kepada kami 'Ayyasy bin Al Walid, telah menceritakan kepada kami Waki' dari Al A'masy dari Ibrahim At Taimi dari ayahnya dari Abu Dzar berkata, "Aku bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai kutipan ayat: '(dan matahari berjalan di persinggahannya)', Beliau berkomentar: "Persingghannya adalah di bawah 'Arsy."
(Hadits Bukhori No. 6881)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي ذَرٍّ حِينَ غَرَبَتْ الشَّمْسُ أَتَدْرِي أَيْنَ تَذْهَبُ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهَا تَذْهَبُ حَتَّى تَسْجُدَ تَحْتَ الْعَرْشِ فَتَسْتَأْذِنَ فَيُؤْذَنُ لَهَا وَيُوشِكُ أَنْ تَسْجُدَ فَلَا يُقْبَلَ مِنْهَا وَتَسْتَأْذِنَ فَلَا يُؤْذَنَ لَهَا يُقَالُ لَهَا ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ فَتَطْلُعُ مِنْ مَغْرِبِهَا فَذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى  وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ 

Telah mengatakan kepada kami Muhammad bin Yusuf, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Al A'masy, dari Ibrahim at-Taymiy, dari bapaknya, dari Abu Dzar radliallahu 'anhu, berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Abu Dzar ketika matahari sedang terbenam: "Tahukah kamu kemana matahari itu pergi?". Aku jawab; "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu". Beliau berkata: "Sesungguhnya dia akan terus pergi hingga bersujud di bawah al-'Arsy lalu dia minta izin kemudian diizinkan dan dia minta agar terus saja bersujud namun tidak diperkenankan dan dia minta izin lagi tetapi tidak diizinkan dan dikatakan kepadanya: "Kembalilah kamu ke tempat asal kamu datang". Maka matahari itu terbit (keluar) dari tempat terbenamnya tadi". Begitulah sebagaimana firman Allah : (Dan matahari berjalan pada tempat peredarannya. Demikianlah itu ketetapan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui) ".
(Hadits Bukhori No. 2960)

حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَوْلِهِ تَعَالَى { وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا } قَالَ مُسْتَقَرُّهَا تَحْتَ الْعَرْشِ

Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi, telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Ibrahim At Taimi, dari bapaknya dari Abu Dzar, dia berkata; Aku bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang firman Allah Ta'ala: "dan matahari berjalan ditempat peredarannya." Beliau bersabda: "Tempat peredarannya berada dibawah Arsy."
(Hadits Bukhori No. 4429)



Matahari bersujud dengan cara sujud yang hanya Allah yang mengetahui caranya. Semua makhluk bersujud dan bertasbih kepada Allah dengan cara yang hanya diketahui oleh Allah saja. Adapun kita tidaklah mengetahui dan tidak pula memahaminya. Allah berfirman :

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

“Bertasbih kepada Allah, langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun” 
(Q.S al Israa’ : 44)

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ

“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia?” 
(Q.S al Hajj : 18)

Cara sujudnya mereka, tentu sesuai dengan kondisi mereka, tidak ada seorang pun yang mengetahui bagaimana cara sujud mereka kecuali Allah. Di antaranya pula firman Allah Ta’ala :

وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَالُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ

 “Dan hanya kepada Allah saja, sujudnya segala apa yang ada di semua langit dan bumi, baik atas kemauannya pribadi ataupun karena terpaksa, (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari” 
(Q.S ar Ra’du : 15)

Matahari berjalan sesuai dengan perintah Allah, terbit dari arah timur dan terbenam di arah barat sampai akhir masa. Ketika sudah mendekati hari kiamat maka matahari akan terbit dari tempat terbenamnya, dan itulah salah satu tanda besar hari kiamat sebagaimana telah dijelaskan dalam hadist-hadist mutawatir dari Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam tentangnya.

Apabila telah habis alam ini dan tiba hari kiamat maka matahari pun digulung, seperti yang Allah firmankan :

إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ

“Apabila matahari digulung” 
(Q.S at Takwir : 1)


Maka sang surya pun akhirnya akan digulung dan cahayanya akan hilang. Apabila dunia telah musnah, maka hilang pula kebutuhan terhadap keduanya.

Jadi, matahari berjalan dari timur ke barat. Itu terjadi setiap hari. Ia kembali ke tempat menetapnya, di bawah ‘Arsy saat ia terbenam. Sebelumnya ia meminta izin kepada Allah dan diizinkan. Demikian berlangsung setiap hari, kemudian ia terbit dari arah sebelumnya (timur). Kecuali pada hari kiamat, Allah tidak izinkan matahari terbit dari arah timur, maka ia terbit dari arah barat.

Sesungguhnya matahari berjalan dengan cepat. Namun karena jarak bumi dengan matahari yang demikian jauhnya, seakan-akan perjalanan itu lambat. Sama halnya kerika kita melihat kapal terbang di angkasa, maka kita melihat kapal tersebut kecepatannya biasa saja atau lambat. Padahal bagi yang mengemudikannya akan tahu bahwa kecepatannya luar biasa. Hanya saja terlihat dari permukaan bumi kecepatannya tidak seperti kecepatan yang semestinya karena jauhnya jarak.

Kesimpulannya adalah matahari pulang pergi berjalan pada tempat beredarnya. Tempat beredarnya adalah sujudnya matahari di bawah ‘Arsy dalam perjalanannya terbit dan tenggelam.

Baca juga artikel lainnya yang mungkin Anda cari :
- QS Yasin ayat 38-40
- Surat Yasin ayat 40 dan artinya
- Isi kandungan Yasin ayat 38
- Surat Yasin ayat 37
- Ilmu tentang geologi dijelaskan dalam Al Quran surat
- Surat Yasin ayat 39 beserta artinya
- Yasin 78



BACA JUGA : 4 Rekomendasi Buku Yasin


Tag : surat yasin
Back To Top