Surat Yasin Ayat 36 dan Terjemahan


Berikut ini Surat Yasin ayat 36 dan terjemahan.

سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ

"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka"

Ayat ke 36 dari Surat Yasin diatas diawali dengan kata tasbih yakni Subhaana, yang berarti Maha Suci. Kata tersebut pada awalnya bertujuan untuk meluruskan  persepsi, pandangan, konsep serta sikap kaum musyrikin Mekkah terhadap Allah Swt. Apa makna yang terkandung dalam kata tersebut dan apa hakikat yang Allah kehendaki dibalik kalimat tersebut, apakah ucapan tasbih yang kita ucapkan sudah sesuai dengan yang di kehendaki Allah Swt.

Arti "Al-Azwaaj" dalam ayat ini menurut para ulama’ adalah bermacam-macam atau berjenis-jenis. Sebagaimana disebutkan dalam Tafsir at Thobary, al-Baghowy, al-Jalalain, dan as-Sa’di.

Hanya Allah saja yang tunggal, semua makhluk lain pasti berbilang jumlahnya. Demikian juga jenisnya, ada laki-laki ada wanita, termasuk sifatnya yang abstrak misalnya rasa senang dan benci, kuat dan lemah, dan lainnya.

Tidak ada yang tunggal kecuali Allah. Para makhluk terdiri dari jenis yang bermacam-macam. Satu jenis makhluk hidup saja bisa mempunyai jenis yang banyak. Sebagai contoh, tumbuhan kurma dipercayai memiliki sekitar 1400 spesies. Binatang kecoa memiliki 3500 spesies. Kucing saja memiliki tidak kurang dari 14 spesies seperti Angora, Persia, dan lain sebagainya.

Manusia saja bisa bermacam-macam ras, bentuk, dan keadaannya. Ada yang berkulit putih, hitam, sawo matang, kuning. Ada yang berambut lurus, ikal, keriting. Ada yang tinggi ada yang pendek. Ada yang cerdas, ada yang tidak.

Allah menjadikan makhluk satu itu akan menjadi jodoh dari makhluk lainnya. Allah menjadikan langit yang menjadi jodoh atau pasangannya bumi. Matahari dan rembulan, dunia dan akhirat, ilmu dan amal, laki-laki dan perempuan, musim hujan dan musim kemarau, alam nyata dan alam ghaib dan lainnya.

Di dalam ayat ini pun terkandung dalil keterbatasan pengetahuan manusia. Ada banyak macam hal-hal yang tidak diketahuinya. Karena itu di penggalan kalimat terakhir Allah menyatakan: "maupun dari apa yang tidak mereka ketahui."


Allah menciptakan 70 gunung yang terdapat di belakang Gunung Qof yang besarnya masing-masing dari 70 gunung tersebut, sama dengan gunung Qof. Di belakang gunung-gunung itu Allah menjadikan bumi putih yang terhampar mirip seperti perak yang berkilau seperti kaca. Di sana Allah yang Maha Mulia menjadikan satu makhluk yang tidak diketahui oleh keturunan anak Adam dan mereka juga tidak mengetahui anak Adam lainnya.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Ketika malam Mi’raj saya diperlihatkan keadaan yang terdapat di belakang gunung Qof itu. Di sana ada kota yang dipenuhi oleh keturunan anak Adam. Saat mereka melihat kehadiranku mereka berucap: Alhamdulillah… Alhamdulillah… Allah Ta’ala telah memberi rahmatnya kepada kita yaitu mengizinkan kita semua dapat melihat wajahmu Wahai Nabi yang mulia “Muhammad”.

Kemudian mereka semua beriman kepada agamaku, dan saya ajari syariat agamaku dan peraturan tentang agama Islam. Setelah semua itu, saya kemudian bertanya kepada mereka, siapakah sebenarnya kalian semua? Mereka menjawab “ Wahai Muhammad, kami semua ini adalah orang-orang Bani Israil” salah satu dari mereka menerangkan kepada Nabi SAW bahwa dahulu mereka ketika Nabi Musa As. wafat, dikalangan Bani Israil terjadi peristiwa yang sangat tragis.

Banyak perbedaan pendapat, permusuhan diantara mereka sendiri sampai terjadi kerusakan-kerusakan yang sangat memilukan di periode waktu yang sangat sebentar, bahkan setelah itu mereka pernah membunuh Nabi mereka sendiri sampai mencapai 43 Nabi. Saat itu Bani Israil benar-benar dilanda kekacauan yang sangat hebat.

Allah SWT mengutus lagi orang-orang yang ahli zuhud dan ahli ibadah sebanyak 200 orang. Mereka mengajak pada mereka kepada kebaikan dan melarang kepada kejahatan. Tetapi mereka semua juga di fitnah, dimakari, disiasati sampai akhirnya 200 orang yang ahli ibadah dan zuhud terhadap dunia juga dibunuh semuanya oleh kaum Bani Israil. Saat itu terjadilah huru hara dan kekacauan yang sangat besar di kalangan penduduk Bani Israil.

Semua dari kami dan keturunan kami ini, keluar mengasingkan diri dari kedurhakaan mereka, sampai akhirnya kami tiba di pinggiran pantai. Di situ kami bermunajat, berdo’a dan memohon kepada Allah SWT. agar kami diselamatkan dari fitnah dan kerusakan yang terjadi di kalangan Bani israil. Dengan berserah diri dan bersimpuh di hadapan Sang Pencipta serta kesungguhan hati yang dipenuhi rasa takut dan harap kami terus menerus memohon kepada Allah Yang Maha Perkasa.

Setelah sekian waktu, akhirnya doa kami dikabulkan, tiba-tiba dihadapan kami muncul terowongan yang bercahaya. Kemudian kami semua memasukinya hingga kira-kira dalam kurun waktu 18 bulan, dan akhirnya sampailah kami semua di tempat ini.

Nabi Musa As. pernah berpesan dan wasiat kepada kami dengan sabdanya “ kalau kalian bertemu dengan orang yang bernama Muhammad SAW. yaitu Nabi akhir zaman supaya engkau ber-salam kepadanya dan sampaikan salam-ku untuknya”.


Merekapun mengucapkan puji syukur kehadirat Allah ketika mereka pertama kali melihatku. Kemudian mereka meminta agar diajari tentang syariat Islam dan Al Qur’an. Merekapun di ajari oleh Nabi SAW tentang sholat, puasa, sholat jumat, dan semua hukum-hukum Islam.

Setelah semuanya selesai, Beliaupun bertanya kepada mereka tentang beberapa hal. Nabi SAW memulai pertanyaannya. Saya perhatikan rumah-rumah kalian ini terlihat tidak memiliki daun pintu, apa sebabnya? Mereka menjawab: kami semua, diantara kami tidak ada kekhawatiran dan kecurigaan. Kami semua jujur.

Saya perhatikan rumah kalian tidak berpagar (pagarnya rata dengan tanah hanya dibatasi garis yang membedakan antar pemiliknya saja), apa sebabnya? Kami orang-orang Bani Israil hanya memiliki hati yang satu. Hati kami ini jadi satu. Tidak beda.

Beliau bertanya lagi. Rumah kalian jauh dari Masjid, apa sebabnya? Pahalanya lebih banyak dengan langkah yang banyak, daripada yang dekat. Saya perhatikan kuburan kalian ada di pelataran rumah kalian, apa sebabnya? Supaya kami selalu ingat akan mati dan agar hati kami tidak condong kepada kemewahan dunia dan segala kesibukan yang ditimbulkannya. Dan kami sibuk diri kami untuk mempersiapkan bekal kami setelah mati itu.

Saya bertanya kepada mereka, mengapa orang-orang Bani Israil tidak pernah tertawa? Tertawa itu bisa menyebabkan gelapnya hati. Dari itu kami semua tidak suka tertawa. Selanjutnya Nabi SAW bertanya tentang keadaan mereka. Apakah mereka juga merasakan sakit. Mereka menjawab bahwa sakit itu tebusan dari dosa-dosa. Kami ini tidak durhaka dan tidak berbuat dosa, sehingga kami tidak sakit.

Beliau melanjutkan pertanyaannya. Apakah kalian juga bercocok tanam seperti kami ? tanya Nabi SAW. Iya, kami bercocok tanam. Nanti kalau sudah waktunya panen, hasilnya kami serahkan kepada Allah SWT disedekahkan ditempat semacam baitul mal. Kami semua sepakat hasil panen kita kumpulkan di suatu tempat tertentu. Kami hanya mengambil yang kami butuhkan saja. Tidak lebih. Sisanya kami letakkan ditempat itu.

Apakah kalian juga memiliki hewan peliharaan atau hewan ternak? Mereka menjawab : kami juga memiliki hewan-hewan yang kami pelihara. Hewan-hewan itu kami lepaskan di hutan belantara dan padang rumput. Sewaktu-waktu kalau kami membutuhkan kami mengambilnya secukup keperluan kami. Selebihnya kami lepaskan lagi.

Saya perhatikan wajah orang-orang Bani Israil pucat pasi seperti ketakutan atau seperti orang sakit. Padahal kata kalian tadi kalian tidak pernah sakit. Apa sebabnya? Mereka menimpali: pucatnya wajah kami ini dikarenakan kami sangat takut akan mati. Kami khawatir tentang keadaan setelah mati. Sedang bekal kami belum cukup untuk menghdapi jauh dan lamanya perjalanan kami setelah mati itu.

Beliau meneruskan pertanyaannya. Seberapa banyakkah kematian diantara kalian sebagaimana kematian yang terjadi pada umatku? Mereka menjawab “ setiap tahun diantara kami terjadi kematian hanya satu orang saja. Di alam ini (alam ghaib) banyak orang yang menyerupai keturunan Bani Israil itu. Tidak ada yang bisa mengetahui merek kecuali Allah.


Menurut pendapat Syaikh Wahidi, disebutkan bahwa dialam ghoib itu terdapat bumi, langit, gunung, lautan, Arsy, Kursi, matahari, bulan dan bintang-bintang. Dan keberadaan bumi (alam nyata) ini tepat di salah satu sisi dari alam ghaib itu. Kadar bumi yang kita sekarang berada didalamnya ini bagaikan setetes air dari air yang ada di samudera. Artinya bumi ini sangat kecil dibandingkan dengan alam ghaib itu.

Dalam hadits disebutkan bahwa Rasul SAW pernah menshalati, ikut serta mengiring dan menguburkan orang yang mati di alam ghaib itu. Ketika itu di alam ghaib itu tengah terjadi hujan. Kemudian beliau kembali ke rumah (ke alam nyata ini). Ketika itu Siti Aisyah Rah. menjemput kehadiran beliau, seraya memegang baju dan sorban beliau.

Siti Aisyah Rah. berkata : heran saya, wahai Rasul SAW! serunya. Sorban yang engkau kenakan ternyata basah, ada apakah gerangan semua ini wahai Rasul SAW, padahal saat ini tidak terjadi hujan? Nabi menjawab: saya barusan dari alam ghaib, di alam ghaib itu juga ada hujan. Di sana juga ada mendung, ada matahari dan rembulan.

Tidak ada yang mengetahui alam ghaib itu kecuali orang-orang yang menjadi kekasih Allah (Waliyulloh) dan orang-orang sholeh. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala urusan makhluknya.

Baca juga artikel lainnya :
- Khasiat surat yasin ayat 36
- Khasiat surah yasin untuk jodoh
- Pengasihan surat yasin ayat 36
- Surat yasin ayat 38
- Surah yasin ayat 9 dan terjemahannya
- Khasiat surat yasin untuk pengasihan
- Surat ke 36 dalam al quran

Sumber :
Kitab Tafsir Yasin Hamami



BACA JUGA : 4 Rekomendasi Buku Yasin


Back To Top